BELAJAR YANG BERTANGGUNG JAWAB
Ditulis oleh: B. S. Wiratama
Belajar merupakan sebuah kegiatan rutin yang wajib dilaksanakan oleh siapapun di dunia ini. Kegiatan belajar ini dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun oleh siapapun. Seuntai kalimat yang sudah awam berkembang di sekitar kita tentang belajar adalah “tidak ada kata terlambat untuk belajar”. Kalimat ini diharapkan dapat memotivasi orang-orang untuk terus belajar dan dapat menjadi katalis bagi semua orang agar tidak pernah berhenti untuk menuntut ilmu untuk meraih cita-citanya semasa hidupnya.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara konvensional, cara belajar yang biasa dilakukan adalah dengan cara membaca dan atau mencatat. Dengan belajar, setiap orang diharapkan dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan tambahan yang nantinya mampu menunjang kompetensi diri dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Di jaman sekarang ini, tantangan hidup untuk dapat mengetahui banyak hal sangatlah diperlukan. Cara-cara belajar yang tersebut tadi sudah mulai berkembang, tidak hanya berpatokan sekedar membaca dan mencatat. Banyak cara dapat dilakukan dalam belajar, misalnya orang-orang dapat mengamati sesuatu, mendengarkan sesuatu, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan terlibat langsung dengan sistem atau fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, segala bentuk kegiatan belajar sangat terbantu dengan adanya perkembangan ini.
Kegiatan belajar ini juga memerlukan kreativitas tersendiri dari pebelajarnya. Salah satu usaha untuk membangun sebuah kreativitas bisa dilakukan dengan menggunakan konsep “4 P”. “4 P” terdiri dari Person, Presure, Process, dan Product (dr. Lucia RM Yulianto dalam Healthy Life Show, Metro TV, tanggal 30 Oktober 2007). Person berarti individu yang memiliki dasar atau berbakat untuk berkreatifitas. Presure berarti tekanan atau paksaan untuk berinsiprasi dalam berkreativitas, dalam kata lain presure merupakan stimulus untuk berkreativitas. Process merupakan usaha untuk menghasilkan karya melalui berbagai cara, seperti observasi atau imajinasi. Product adalah hasil yang tercapai, dalam hal ini adalah hasil belajar optimum yang dicapai oleh pebelajar. Segala bentuk hasil belajar yang merupakan tujuan dari proses belajar ini akan termotivasi untuk diraih jika seorang pebelajar tersebut memiliki ketertarikan untuk akan suatu hal/fenomena.
Ketertarikan dalam pebelajaran merupakan suatu keminatan (interest) untuk memulai “langkah’ untuk mengamati, meneliti dan menemukan jawaban atas permasalahan terjadi. Seseorang akan merasa lebih tertarik jika ia belajar dengan sebuah tantangan. Tantangan akan terjawab jika kita memiliki sebuah rasa yang kita sebut dengan “tanggungjawab” dalam belajar. Tanggungjawab dalam belajar merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri seseorang. Belajar yang bertanggungjawab memungkinkan seseorang untuk dapat memahami segala sesuatu yang sedang ia pelajari. Pembuktian tanggungjawab dalam belajar ini dapat ditunjukkan dengan berbagi cara, misalnya dapat memberikan solusi terhadap masalah yang muncul di sekitar kita, mampu mengaplikasikan basic knowledge yang kita miliki ke dalam lingkungan pendidikan (sekolah, rumah, dsb.) atau menunjukan prestasi yang membanggakan kepada diri sendiri dan lingkungan di sekitar. Contoh lain yang paling kelihatan adalah pertanggungjawaban terhadap gelar belajar yang telah tercapai. Salah satu bentuk pertanggungjawabannya adalah dengan cara mengaplikasi/mengkreasi ilmu yang ia miliki pada masalah yang ada di sekitar kita, sehingga dengan demikian seorang pebelajar mampu merasakan kesuksesan dari hasil belajarnya.
Belajar yang bertanggungjawab juga tidak hanya bersifat sementara. Cara belajar seperti ini memungkinkan seorang pebelajar untuk mendapatkan suatu pemahaman terhadap ilmu yang ia geluti secara mendasar dan mendalam dengan target yang ia susun dan dilandasi dengan disiplin diri yang tinggi. Seseorang yang belajar dengan cara seperti ini diharapkan dapat mencapai penguasaan yang terbaik dari ilmu yang ia tekuni sehingga hasil belajar yang ia capai mampu dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Ditulis oleh: B. S. Wiratama
Belajar merupakan sebuah kegiatan rutin yang wajib dilaksanakan oleh siapapun di dunia ini. Kegiatan belajar ini dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun oleh siapapun. Seuntai kalimat yang sudah awam berkembang di sekitar kita tentang belajar adalah “tidak ada kata terlambat untuk belajar”. Kalimat ini diharapkan dapat memotivasi orang-orang untuk terus belajar dan dapat menjadi katalis bagi semua orang agar tidak pernah berhenti untuk menuntut ilmu untuk meraih cita-citanya semasa hidupnya.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara konvensional, cara belajar yang biasa dilakukan adalah dengan cara membaca dan atau mencatat. Dengan belajar, setiap orang diharapkan dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan tambahan yang nantinya mampu menunjang kompetensi diri dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Di jaman sekarang ini, tantangan hidup untuk dapat mengetahui banyak hal sangatlah diperlukan. Cara-cara belajar yang tersebut tadi sudah mulai berkembang, tidak hanya berpatokan sekedar membaca dan mencatat. Banyak cara dapat dilakukan dalam belajar, misalnya orang-orang dapat mengamati sesuatu, mendengarkan sesuatu, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan terlibat langsung dengan sistem atau fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, segala bentuk kegiatan belajar sangat terbantu dengan adanya perkembangan ini.
Kegiatan belajar ini juga memerlukan kreativitas tersendiri dari pebelajarnya. Salah satu usaha untuk membangun sebuah kreativitas bisa dilakukan dengan menggunakan konsep “4 P”. “4 P” terdiri dari Person, Presure, Process, dan Product (dr. Lucia RM Yulianto dalam Healthy Life Show, Metro TV, tanggal 30 Oktober 2007). Person berarti individu yang memiliki dasar atau berbakat untuk berkreatifitas. Presure berarti tekanan atau paksaan untuk berinsiprasi dalam berkreativitas, dalam kata lain presure merupakan stimulus untuk berkreativitas. Process merupakan usaha untuk menghasilkan karya melalui berbagai cara, seperti observasi atau imajinasi. Product adalah hasil yang tercapai, dalam hal ini adalah hasil belajar optimum yang dicapai oleh pebelajar. Segala bentuk hasil belajar yang merupakan tujuan dari proses belajar ini akan termotivasi untuk diraih jika seorang pebelajar tersebut memiliki ketertarikan untuk akan suatu hal/fenomena.
Ketertarikan dalam pebelajaran merupakan suatu keminatan (interest) untuk memulai “langkah’ untuk mengamati, meneliti dan menemukan jawaban atas permasalahan terjadi. Seseorang akan merasa lebih tertarik jika ia belajar dengan sebuah tantangan. Tantangan akan terjawab jika kita memiliki sebuah rasa yang kita sebut dengan “tanggungjawab” dalam belajar. Tanggungjawab dalam belajar merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri seseorang. Belajar yang bertanggungjawab memungkinkan seseorang untuk dapat memahami segala sesuatu yang sedang ia pelajari. Pembuktian tanggungjawab dalam belajar ini dapat ditunjukkan dengan berbagi cara, misalnya dapat memberikan solusi terhadap masalah yang muncul di sekitar kita, mampu mengaplikasikan basic knowledge yang kita miliki ke dalam lingkungan pendidikan (sekolah, rumah, dsb.) atau menunjukan prestasi yang membanggakan kepada diri sendiri dan lingkungan di sekitar. Contoh lain yang paling kelihatan adalah pertanggungjawaban terhadap gelar belajar yang telah tercapai. Salah satu bentuk pertanggungjawabannya adalah dengan cara mengaplikasi/mengkreasi ilmu yang ia miliki pada masalah yang ada di sekitar kita, sehingga dengan demikian seorang pebelajar mampu merasakan kesuksesan dari hasil belajarnya.
Belajar yang bertanggungjawab juga tidak hanya bersifat sementara. Cara belajar seperti ini memungkinkan seorang pebelajar untuk mendapatkan suatu pemahaman terhadap ilmu yang ia geluti secara mendasar dan mendalam dengan target yang ia susun dan dilandasi dengan disiplin diri yang tinggi. Seseorang yang belajar dengan cara seperti ini diharapkan dapat mencapai penguasaan yang terbaik dari ilmu yang ia tekuni sehingga hasil belajar yang ia capai mampu dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
No comments:
Post a Comment