written by: B.S. Wiratama
Menerjemahkan isi hati
Mungkin lebih baik dengan berbicara
Bukankah jalannya hidup menjadi mudah
Bila kita saling bisa melengkapi
Aku bisa menjadi kekasihmu
Aku bisa menjadi teman
Aku bisa menjadi musuhmu
Aku bisa menjadi sahabatmu
Lagu dari Padi itu mengingatkan saya bahwa berpasangan bukanlah hanya sekedar memadu cinta dan bertukar hasrat. Lebih dari itu, memahami dan melengkapi adalah sebuah pencapaian yang wajib diraih dalam membina suatu hubungan.
Menjadi kekasih, sekaligus teman, musuh dan sahabat adalah karakter yang bisa dipahami bahwa saat itu kita telah menemukan "pasangan sejati" kita itu. Banyak orang meyakini bahwa pasangan sejati itu adalah pasangan yang saling melengkapi, bisa mengasihi, bisa membimbing, bisa memarahi, bahkan bisa saja mengancam sebagai bagian dari memotivasi pasangannya..
Sebuah pemikiran yang sering dapat dipahami oleh sebagian sejoli adalah mencintai apa adanya dan saling mengerti. Sering pula orang-orang menyatakan bahwa perbedaan adalah hambatan. Tapi, bagi saya justru perbedaan itulah keunikannya. Saya meyakini bahwa ketika kita menemukan pola menyatukan dan memaknai perbedaan tersebut, segala kebahagiaan akan berlangsung dan berasa tiada tara. Ada kenikmatan tersendiri ketika kita mengetahui bahwa kita berbeda namun bisa berjalan beriringan tanpa harus mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang ada tersebut. Disadari atau tidak, secara alamiah kita memang beda, bahkan sejak kita menghirup oksigen ini untuk pertama kalinya. Nah, perbedaan tersebutlah yang merupakan modal kita untuk membina dan menjalin hubungan tersebut. Dari perbedaan inilah akan muncul sifat yang memungkinkan di saat tertentu kita dapat menjadi kekasih yang setia dan mengasihi pasangan kita melebihi segalanya. Ada kalanya juga kita memusuhi pasangan kita dan ingin sekali membomnya hidup-hidup agar dia tidak hidup lagi di dunia ini. Namun, ada juga kalanya kalau kita bisa diajak sebagai teman dan sahabat yang selalu hadir saat kita kesusahan, kita senang, kita meraih prestasi atau ketika kita terpuruk sekalipun. Dia selalu ada ketika dibutuhkan, memberikan bahu untuk menangis dan menghangatkan kita... benar-benar bisa mengisi kekosongan dalam diri kita.
Dalam benak saya, selalu tertanam sebuah prinsip yang bermuasal dari sebuah cerita tentang "di belakang pria hebat, ada perempuan hebat, begitu juga sebaliknya". Saling membuat hebat adalah ciri saling melengkapi keharmonisan berhubungan ini. Sebuah cerita lainnya yang pernah saya baca, mengungkapkan sepasang suami istri muda yang sedang belajar memahami sifat masing-masing pasangannya, mencoba mendaftar sikap-sikap buruk pasangannya. Sang istri mendaftar sekitar 7 sikap buruk suaminya, namun sang suami tidak menulis apapun dalam kertas yang diberikan oleh istrinya tersebut karena dia menyukai istrinya apa adanya. Dan bagian yang paling menggugah saya adalah pada bagian akhir cerita tersebut, dimana sang suami berkata, “aku tidak menuliskan apapun..karena bagiku..tak ada satupun keburukan dari sikap kamu, sayang…aku mencintai kamu apa adanya dan cinta yang apa adanya itu tidak menuntut seseorang untuk mengubah kebiasaannya…karena itulah cinta…berbeda dan saling melengkapi”.
"Pasangan sejati dan sederhana tidak akan mengubah pasangannya untuk menjadi seperti apa yang ia inginkan". Sikap yang sering terabaikan dan jarang disadari selama membina hubungan. Sikap menerima pasangan apa adanya adalah sebuah cerminan kesederhanaan dalam bercinta. Sebuah kesederhanaan yang melukiskan kemuliaan dan keagungan sebagai cerminan kasih sayang dari sebuah cinta sejati. Hal ini sekaligus sebagai sebuah harapan dalam diri saya...
Love it so much.....sungguh menginspirasi....dtunggu tulisan berikutny bli....
ReplyDeleteMakasi Wi... semoga segala ide datang dan bisa berkarya terus ni...
ReplyDelete