Thursday, February 23, 2012

Tua dan sangat tua....

Oleh: B. S. Wiratama

Tua dan sangat tua memperlihatkan kerentaan. Kerentaan biasanya terlihat secara fisik, dimana hal tersebut adalah sebuah kewajaran jika dianggap sebagai proses kehidupan. Setiap manusia dan mahluk hidup, tentunya akan mengalami hal ini. Lahir, remaja, dewasa, dan lalu tua.

Ketuaan fisik menghadirkan penurunan kemampuan dalam berbagai hal. Aksesibilitas yang menurun, kemampuan dinamis yang menurun serta kemampuan kerja otak yang menurun pula. Dan sekali lagi, semua hal yang disebutkan tersebut adalah sebuah kewajaran.

Namun, bagaimana jika ketuaan itu terjadinya pada pola pikir seseorang? Apakah semua bagian tubuhnya juga akan menurun? Penulis menyadari bahwa ini adalah bagian dari karakter seseorang. Penulis juga menyadari bahwa ini adalah sifat dasar dari seseorang. Namun, pola pikir yang kerdil adalah sebuah kelainan. Hal ini adalah sebuah kemunduran dari proses hidup itu sesungguhnya dan bertolak belakang terhadap tingkat kedewasaan seseorang. Pola pikir semacam ini hanya tumbuh pada manusia yang juga kerdil. Kerdil pengetahuan, kerdil wawasan, kerdil perilaku. Bahkan, seseorang yang bertubuh kerdil sekalipun belum tentu memiliki pola pikir kerdil seperti tubuhnya. Mereka bahkan bisa menjadi lebih besar dari keterbatasan fisiknya tersebut. Lalu, bisakah jika penulis anggap ini adalah bagian dari kerentaan pola pikir?

Dalam pikiran penulis, menjadi tegar kembali dan tidak tua lagi dari kerentaan pola pikir ini dapat dilakukan dengan sadar diri. Sadar akan keterbatasan diri, sadar akan kekurangmampuan diri. Terlalu picik jika terus-terusan menganggap diri sebagai seorang yang "selalu mampu", terlalu picik jika berlagak "selalu hebat" yang nyata-nyatanya menunjukkan "kebodohan diri sendiri". Mungkin kalimat itu terdengar "kasar" secara kenampakkannya. Namun, pahamilah bahwa ada baiknya kita semua sebagai manusia yang terbatas menyadari bahwa kita perlu membuka diri dan belajar dari sumber yang berada di luar diri kita. Lingkungan kita adalah sumber belajar terbaik bagi kemapanan diri dan kembali tegar dari kerentaan pola pikir. Disadari ataupun tidak disadari.


"Belajar lebih baik berasal dari sumber air yang mengalir, bukan dari sumber air yang menggenang - Howard Hendricks"


*Tulisan ini ditujukkan kepada seorang teman, semoga engkau selalu dibukakan diri dalam berpikir, berkata, dan bertindak. Akan lebih baik jika engkau mulai membuka diri dan lepas dari kerentaan pola pikir yang kemudian mampu membuat engkau menjadi muda dan tegar lagi dalam berpikir, berkata, dan bertindak. Akan lebih memalukan lagi jika engkau bersikeras dengan sikap yang nyata-nyatanya salah untuk dilakukan".

Penulis sadar bahwa penulis juga tidak sesempurna itu, tapi bedanya adalah PENULIS MEMILIKI KEINGINAN YANG KUAT UNTUK KELUAR DARI KERENTAAN POLA PIKIR PENULIS.

2 comments:

  1. Betul itu mas bro,,, saya setuju bgt dengan anda,,, (Gaye gati pak ginok mefoto jak Prof hihihi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe... ya, biar kena imbasnya ntar, sp tau pny kesempatan mjd Prof, hehehehe... Btw, Mr. G-land ni sp ya? ut2n ja ni pk inisial G, hehehehe....

      Delete

Search This Blog