Tuesday, July 15, 2014

Karma itu berbunga....

Ditulis oleh: Parwata, Budi
Diedit ulang oleh: Wiratama, B.S.



Sebuah percakapan dalam Bahasa Daerah Bali...

Budi: "Pak, Tyang kal ada upacara nganten, jagi nyelang genah anggen tyang persiapan dan nerima tamu."

Bapak Tetangga 1: (Dengan antusias...) "Ben Pidan Mang?? Nah anggon mang... ne ncenan je kal anggon jeg anggon..."

Bapak Tetangga 1: "Nto dapur e danginan dadi anggon, kamar ne disisi anggon ngejang banten, ne ncen je kal anggon, jeg anggon gen, kale kanggoang nak agak daki bedik"

Budi: "Nggih pak Terima kasih men kenten"

Bapak Tetangga 1: "Pidan nak pas bapak ngae umah e nto, sok bapak komang-e ngidih yeh"

Budi: "Pak De, tembok bapak e kal silih nggih anggon masang ambu nggih..."

Bapak Tetangga 2: "Mbeeehhh... komang care jak nyen gen kaden.... anggon mang.... anggon"

Bapak Tetangga 2: "Pidan nak sok komang e bapak ngidih listrik jak yeh, pas nto konden ngelah yeh jak listrik bapak"

Bapak Tetangga 2: "Komang meh konden lahir asane pas nto... "




Terjemahan dalam Bahasa Indonesia:
Budi: "Pak, saya akan ada upacara pernikahan, saya ingin meminjam tempat untuk persiapan dan penerimaan tamu."

Bapak Tetangga 1: (Dengan antusias...) "Kapan, Mang?? Ya... ya, pakai Mang... pakai... Yang mana mau dipakai, pakai saja, silakan..."

Bapak Tetangga 1: "Itu... dapur yang sebelah timur bisa dipakai... kamar yang diluar pakai taruh sesaji saja, Yang mana lah yang mau dipakai, pakailah... mohon maklum saja jika agak sedikit kotor..."

Budi: "Ya Pak... terima kasih sekali ini"

Bapak Tetangga 1: "Dulu, waktu saya buat rumah itu, di tempat bapakmulah saya minta air..."

Budi: "Pak De, saya mau pinjam tembok bapak ya... saya pinjam untuk pasang janur hiasan ya Pak..."

Bapak Tetangga 2: "haaalllaaahhh... Komang kayak sama siapa saja... pakai... pakai Mang..."

Bapak Tetangga 2: "Dulu, orang ditempatmulah saya minta listrik dan air, waktu saya belum punya sambungan listrik dan air"

Bapak Tetangga 2: "Rasanya, Komang mungkin belum lahir waktu itu..."


Terima kasih untuk semua orang baik yang sudah berkumpul dan bersatu padu untuk membantu menuntaskan kewajiban seorang ibu kepada anaknya,
Dengan bantuan semuanya upacara sudah berjalan begitu damai, sempurna dan penuh makna.
Mohon ampuni kami, atas semua ketidaksempurnaan yang kami lakukan atas kebodohan-kebodohan kami.
Semoga bibit-bibit bunga yang sedang ditanam, bisa berbunga kelak untuk diri sendiri, anak dan cucu semuanya.


Karma....
Iya karma....
"Bunga" bapak saya sedang berbunga sekarang, walaupun berpuluh-puluh tahun yang lalu bapak saya sudah tiada...
Walaupun beliau tidak hadir dalam bentuk fisik saat ini, tapi "bunga" beliau menyertai kami disini...
Karma beliau berbunga sekarang, dan kami sedang yang menikmatinya...

Tak peduli pergerakan dunia yang semakin materialistis, bibit-bibit karma baik tetap akan tumbuh dan berbunga,
Untuk anak cucu kita kelak, Mari menanam Bunga,

Itulah pesan yang saya maknai...

Terima kasih Tuhan, semoga damai selalu....


Sumber gambar:
(1) http://fc07.deviantart.net/fs70/i/2013/035/a/6/abstract_expressionism_by_sageofmagic-d5tw6u4.png
(2) http://www.webexhibits.org/colorart/i/abstract/Jackson-Pollock,-Autumn--01.jpg

No comments:

Post a Comment

Search This Blog